sub

"Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh"

Ahlan Wa Sahlan

"Selamat Datang di Situs Kami,Semoga Silaturahim Kita Tetap Terjalin"

Sub Judul

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Alloh. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antar mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” [QS. Ali Imran:110]

Renungan


MENUJU AMPUNAN ALLOH SWT

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS Ali Imran: 133-134).
Kenapa Allah memerintahkan manusia agar bersegera (dengan bersungguh-sungguh) mendatangi ampunan Allah? Ada tiga alasan :
Pertama, waktu yang dimiliki manusia sangat terbatas berkisar 60 sampai 70 tahun dan Allah hanya akan menerima tobat seseorang sebelum ajalnya tiba.
Kedua, tidak semua orang mendapatkan ampunan Allah, walau Dia membuka lebar-lebar pintu tobat bagi hamba-Nya yang berdosa.
Ketiga, tidak semua orang memiliki kesadaran atau perhatian terhadap arti penting bertobat dan maghfirah Allah SWT.

Ada satu hal menarik dalam susunan ayat tersebut bahwa perintah untuk mendapatkan maghfirah Allah diungkapkan lebih dulu daripada perintah untuk mendapatkan surga. Sebab bila kita mendapatkan maghfirah maka otomatis surga pun akan kita raih.
Jadi, hal pertama dan paling utama kita lakukan sekarang adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan maghfirah Allah dan bertobat kepada-Nya. Lalu apa perbedaan antara maghfirah dan tobat? Kedua kata tersebut merujuk pada hal yang sama, yaitu kembali kepada Allah setelah melakukan dosa.

Secara umum maghfirah berasal dari kata ghafara yang berarti menutupi atau menyembunyikan. Orang Arab berkata, ''Ghafara al-syaib bi al-khidhab'' (ia menyembunyikan ubannya dengan celupan). Jadi, maghfirah dapat diartikan dengan ampunan Allah di mana Allah menutupi dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Cara kita memohon maghfirah Allah disebut istighfar. Dengan istighfar kita meminta kepada Allah agar kita dipelihara dari konsekuensi dosa, dari akibat-akibat dosa, atau dari hal-hal buruk yang terjadi karena dosa tersebut. Ali bin Abi Thalib berkata, ''Pakailah wewangian istighfar supaya Allah tidak mempermalukan kalian dengan bau busuk dari dosa-dosa kalian.'' Sedangkan, tobat berarti kembali dari perbuatan buruk yang pernah dilakukan sebelumnya kepada perbuatan baik. Setidaknya ada tiga alasan dari keutamaan ber-istighfar.

Pertama, Allah SWT telah memberikan nikmat banyak kepada kita yang harus kita syukuri karena itu adalah hak Allah. Karena kemampuan kita untuk mensyukuri nikmat tersebut sangat terbatas, maka dengan ber-istighfar kepada Allah atas ketidakmaksimalan kita dalam menunaikan hak-hak Allah tersebut.
Kedua, pada hakikatnya manusia membutuhkan ampunan Allah karena ia tidak akan pernah luput dari kesalahan.
Ketiga, istighfar merupakan kebiasaan para nabi dan orang-orang bertakwa.
Dalam ayat di atas, Allah SWT menunjukkan bahwa istighfar merupakan karakteristik terpenting orang bertakwa dalam meraih ampunan dan surga Allah. Ia didahulukan dari amalan-amalan pelengkap lainnya, yaitu menafkahkan harta--baik pada saat lapang ataupun sempit, menahan amarahnya, dan mampu memaafkan kesalahan orang lain. Karena itu tidak mengherankan bila orang mengatakan bahwa istighfar adalah kunci ibadah kita. Maka bersegeralah menuju ampunan Allah SWT.


Hapuslah Air Mata di Pipi, Hilangkan Lara di Hati
Oase Ilmu - Monday, 02 August 2004

Kafemuslimah.com
Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari
sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang
memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan.
Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah
fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak
terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita
ngin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian.
Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya,
akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah.

Duhai...
Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila
ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap
sudut rumahtangganya.

Allah
SWT pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak
suaminya laksana arena jihad fii sabilillah.
Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya?
Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang
berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya
yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain
melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?

Letih...
Sungguh amat letih jiwa dan raga. Sendiri mengayuh
biduk kecil dengan rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.

Duhai ukhti sholehah...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia
fana ini saja, karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak
hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang
belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan
bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah
menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan
telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk
membawamu ke istananya.

Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah
pandangan kepada Sang Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri, duhai ukhti.
Taqarrub-lah kepada Allah
SWT. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar,
munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya
curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena
Allah
SWT pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya,
meski ia tidak menyadarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung
malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata permohonan
kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam.
Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiap menghadapi putaran
waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas
bernilai ibadah kepada Allah SWT. Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga
diri ini tidak sepi dalam kesendirian.

Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari
kemana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.

Sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan
kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda
di kegelapan. Senyumlah, laksana senyum mempesona
butir embun pagi yang selalu setia menyapa.

Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati.
Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan
menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang
telah dijalani. Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.
Semoga.
Wa
llahua'lam bi shawab.

*MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA*
Al-Hubb FiLlah wa Lillah,
Penulis: Abu Aufa
Catatan: Tulisan ini adalah hasil editing dari tulisan lamanya Abu Aufa yang berjudul Usah Kau Lara Sendiri.
Abu Aufa : (Penulis buku Diari Kehidupan 2, telah diterbitkan oleh
PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2004)


MERAIH HIKMAH DARI SETIAP KEJADIAN

Di mana pun dan kapan pun, kita harus selalu mengingat Allah. Sehingga apapun yang terjadi, kita tetap berada dalam "lingkaran-Nya". Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Dan, semoga pula kita selalu siap menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Orang yang beruntung adalah orang yang selalu bergerak dan selalu berusaha untuk lebih baik. Dalam  sebuah hadis dari Rasulullah SAW diceritakan tentang waktu. Kalau hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka kita beruntung. Tapi kalau hari ini sama dengan kemarin, kita rugi. Kenapa? Masalah yang kita hadapi bergerak terus setiap hari. Kalau kualitas amal kita sama, berarti kita sudah kalah kemampuan. Apalagi kalau hari ini lebih jelek dari hari kemarin, pasti celaka. Yang namanya urusan, masalah, atau persoalan akan terus bergerak dan tidak bisa dihentikan. Pilihan kita hanya satu, yaitu bergerak lebih cepat dari masalah yang akan kita hadapi.

Karena itu, kita jangan takut dengan masalah yang akan menghadang. Yang harus kita takuti adalah kurangnya percepatan kita dalam menghadapinya. Ada sebuah perumpamaan tentang ujian di sekolah. Kenapa soal ujiannya sama, tapi hasilnya berbeda? Ada yang lulus, tapi ada pula yang gagal. Ada lulus pas-pasan, ada pula yang lulus dengan memuaskan. Yang membedakannya adalah kemampuan setiap peserta ujian dalam menyelesaikan soal. Yang akan menikmati ujian adalah yang jadwal belajar dan berlatihnya lebih banyak. Akibatnya menjelang ujian lebih senang, ketika ujian ia menikmati, dan setelah ujian ia dipuji. Beda dengan yang jarrang belajar dan jarang berlatih, sebelum ujian tegang, ketika ujian bingung, dan setelah ujian terpermalukan.

Ujian apa pun yang menimpa, kalau kita memiliki kesiapan ilmu dan mental, insya Allah ujian itu hanya akan mendatangkan nilai tambah dan kemuliaan diri.

Allah adalah Dzat Yang Maha Memberi Derita dan Allah pun Maha Memberi Manfaat. Dalam sebuah keterangan diungkapkan, "Jika Allah menyentuhkan (bukan menimpakan) mudharat, maka tidak ada satu pun yang bisa menolaknya; dan jika Allah memberikan satu kebaikan, maka tidak ada yang bisa menghalanginya, kecuali Dia sendiri".

Kita harus sadar bahwa tidak ada satu pun kejadian yang luput dari genggaman Allah SWT. Semuanya, total terjadi karena izin Allah SWT. Setiap kejadian, entah baik atu buruk, terjadi karena izin Allah. Karenanya, kita jangan sekadar mencari izin Allah, tapi kita harus mencari ridha Allah.

Apa hikmahnya bagi kita? Kala kita melihat musibah tersebut, maka keyakinan yang penuh kepada Allah harus kita dapatkan. Jangan sampai, ketika membahas musibah, kita hanya bisa menyalahkan, mencari sebab, tanpa melihat hikmah yang terjadi di belakangnya. Itu bab lain, tapi bab keyakinan kepada Allah mutlak harus kita dapatkan. Jangan biarkan setiap kejadian lolos begitu saja. Kita harus menjadikan setiap kejadian bernilai tambah.



NASEHAT UNTUK SAUDARIKU MUSLIMAH

Dunia telah menawarkan gemerlap perhiasannya. Di sana ada sisi-sisi kehidupan yang mengancam kehormatan kaum wanita. Tak layak kita lalai menelaah ancaman itu melalui untaian nasihat untuk mengingatkan setiap wanita muslimah yang menginginkan keselamatan.

Saudariku muslimah, hendaknya engkau waspada akan bahaya hubungan yang haram dan segala yang berselubung “cinta” namun menyembunyikan sesuatu yang nista. Engkau pun hendaknya berhati-hati terhadap pergaulan bebas dengan para pemuda ataupun laki-laki tak bermoral yang ingin merampas kehormatanmu di balik kedok “cinta”.

Duhai saudariku muslimah – semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya padamu – ada hal-hal yang semestinya engkau waspadai :

Pertama, tabarruj. Hati-hatilah, jangan sampai dirimu terjatuh dalam perangkapnya dan janganlah kecantikan yang Allah anugerahkan kepadamu membuatmu terpedaya. Sesungguhnya akhir dari sebuah kecantikan hanyalah bangkai yang menjijikkan dalam kegelapan kubur dan secarik kain kafan, beserta cacing-cacing yang merasa iri padamu dan merampas kecantikan itu darimu.

Ingatlah Saudariku, wanita yang bertabarruj berhak mendapatkan laknat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam :
“Laknatilah mereka (wanita yang bertabarruj), karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang terlaknat”.
Bahkan Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda:
“Dan wanita-wanita yang berpakaian namun (pada hakekatnya) telanjang, mereka berlenggak-lenggok, kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk ke dalam surga, bahkan mereka tidak akan dapat mencium harumnya surga, padahal wanginya dapat tercium dari jarak sekian-sekian”.
Tidakkah engkau ketahui, duhai Saudariku, saat ini wanita telah menjadi barang dagangan yang murah. Buktinya adalah iklan-iklan televisi. Tidaklah engkau melihat iklan sepatu atau alat-alat olahraga, bahkan iklan kolam renang, pasti di sana ditayangkan sosok wanita.

Di manakah gerangan orang-orang yang menuntut kebebasan kaum wanita? Sesungguhnya mereka menuntut kebebasan wanita bukanlah karena simpati atau iba terhadap wanita, justru mereka menuntut kebebasan itu agar dapat menikmati wanita!

Satu bukti bahwa wanita itu tidak berharga di sisi mereka adalah ucapan salah seorang dari “serigala” tak bermoral. Ia menyatakan: ”Gelas (khamar) dan perempuan cantik lebih banyak menghancurkan umat Muhammad daripada seribu senjata. Maka tenggelamkanlah mereka dalam cinta syahwat”.

Tahukah dirimu, bagaimana para wanita diperdagangkan oleh orang-orang yang menuntut kebebasannya? Seakan-akan mereka berkata:
Janganlah kau tertipu dengan senyumanku
Karena kata-kataku membuatmu tertawa,
Namun sesungguhnya perbuatanku membuatmu menangis

Kedua, telepon. Berapa banyak sudah pemudi yang direnggut kesuciannya dan ditimpa kehancuran dalam kehidupannya? Bahkan sebagian di antara mereka bunuh diri. Semua itu tidak lain disebabkan oleh telepon.
Coba engkau simak kisah ini! Sungguh, di dalamnya tersimpan pelajaran berharga. Ada seorang gadis berkenalan dengan seorang pemuda melalui telepon, kemudian mereka menjalin hubungan akrab. Seiring berlalunya waktu tumbuhlah benih-benih asmara di antara mereka. Suatu hari “serigala” itu mengajaknya pergi. Tatkala ia berada di atas mobil, lelaki itu menghisap rokok.
Ternyata asap rokok itu membiusnya. Setelah sadar ia temukan dirinya berada di depan pintu rumahnya dalam keadaan telah dilecehkan kehormatannya. Ia mendapati dirinya mengandung anak hasil zina. Akhirnya gadis itu bunuh diri, karena ingin lari dari aib dan cela. Sungguh lelaki itu ibarat seekor serigala yang memangsa kambing betina. Setelah puas mengambil apa yang ia kehendaki, ia pergi dan meninggalkannya.

Ketiga, khalwat. Se
harusnya engkau jauhi khalwat, karena khalwat adalah awal bencana yang akan menimpamu, sebagaimana ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam :

“Tidaklah seorang lelaki berkhalwat (berduaan) dengan seorang perempuan kecuali yang ketiganya adalah syaitan”.
Apabila syaitan datang padamu, ia akan menjerumuskanmu dalam musibah. Berapa banyak gadis yang diperdaya oleh lelaki tak bermoral, hingga terjadilah perkara yang keji. Semuanya dikemas dengan label “cinta”.

Ada seorang gadis pergi berdua bersama pasangannya, lalu lelaki itu merayunya dengan kata-kata yang manis. Dikatakannya pada gadis itu, yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang indah dan menyenangkan. Akhirnya lelaki itu pun mengajaknya pergi ke tempat yang sunyi. Ketika sang gadis meminta untuk pulang, lelaki itu menolaknya, kemudian…

Keempat, pergaulan yang jelek. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
“Seseorang itu ada diatas agama temannya, maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang ia jadikan teman”
Wahai saudariku, ambillah pelajaran dari selainmu, sebelum engkau mengalami apa yang ia alami. Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dapat memetik nasihat dari peristiwa yang menimpa orang lain, dan orang yang celaka adalah orang yang hanya bisa mendapat nasihat dari sesuatu yang menimpa dirinya sendiri.
Akhirnya, segala puji hanyalah bagi Allah Rabb seluruh alam.
(diterjemahkan dari kitabUkhti Al Muslimah Ihdzari Adz Dzi’ab karya Salim Al ‘Ajmi oleh Ummu ‘Affan Nafisah bintu Abi Salim)

Wallohu'alam bishowab



RENUNGAN BUAT IKHWAN DAN AKHWAT 
YANG BERTA'ARUF DI DUNIA MAYA

“Ukhti, aku tertarik ta’aruf sama anti.” Itulah kalimat yang sering diadukan oleh para akhwat yang penulis kenal. Dalam satu minggu bisa ada dua tawaran ta’aruf dari ikhwan dunia maya. Berdasarkan curhat para akhwat, rata-rata si ikhwan tertarik pada akhwat melalui penilaian komentar akhwat.

Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo messenger, ruang muslim, dan lain-lain, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan. Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa perantara.

Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tata cara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.

Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri, sungguh memiriskan hati. Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya :
“Assalamualaikum ukhti,” Sapa sang ikhwan.
“‘Wa’alaikumsalam akhi,” Balas sang akhwat.
“Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…” puji ikhwan tersebut.

Apakah berakhir sampai di sini? Oh tidaak….
Rupanya yang ditemui ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab.
“Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak.”
Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat. “Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”
....Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terperdaya....
Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.

Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terperdaya……Na’udzubillah, bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah SAW ajarkan.

Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf !
Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.

Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.
Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka.

Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.

Wahai Ikhwan,
Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu mencari data dan informasinya.
Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.

Duhai Akhwat, Jaga Hijabmu !
Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu. Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta’aruf yang tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan merendahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.

Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya?

Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya. WASPADALAH....... karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terperdaya oleh rayuan orang di dunia maya.

Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.
Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah.

Sumber; dari group Menata Hati


UJIAN HIDUP

Ketika termenung memanjatkan doa kepada Allah, curhat kepadaNya. 'Ya Allah, mengapa begitu beratnya cobaan hidup ini?' Air mata mengalir tanpa terasa. Dada terasa sesak, napas terasa berat. Pundak seolah tidak sanggup memikulnya. Kaki tidak sanggup untuk bertumpu. Berserah diri kepada Allah mampu menghilangkan segala keluh kesah dan akhirnya membuat jiwa kita menjadi tenang karena menyerahkan segala urusan kehidupan hanya kepada Allah yang membuat hati kita merasa merasa tenang dan tenteram. Hanya kepada Allahlah kita berharap dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan.

Cobaan adalah latihan yang datangnya dari Allah. Setiap kali cobaan hadir menghampiri beruntunglah bila anda bersabar selama masa latihan dan bertahan sampai lulus melewati semuanya maka kita berhak untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, Allah akan senantiasa melimpahkan kebahagiaan hakiki bagi siapapun yang mencintai dan taat kepadaNya. Orang yang sabar akan mendapat ketenangan hati. Orang yang sabar akan mendapatkan kebeningan hati. Juga mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.

Jalan keluar dan kelapangan hati ada dalam keimanan dan keridhaan, sementara keresahan dan kesedihan itu ada dalam keraguan dan kekecewaan sehingga Ali bin Abi Thalib menyebutkan 'Hanya orang yang bersabarlah akan mendapatkan yang terbaik dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.' Sikap sabar dan kebaikan pada diri seseorang muncul ketika dirinya tertimpa musibah sebab dia akan menjadikan sabar sebagai senjata menghadapi musibah, Kesabaran menjadi kekuatan dan harapan agar mampu melewati musibah. Karena kesabarannya dia melihat jalan keluar dan pertolongan Allah berada di depan matanya. Ketika anda berada dalam tingkatan ini, Allah memberikan semua yang diperlukan. Allah menghilangkan semua kesulitan anda. Allah mengabulkan semua permintaan anda dan Allah menyelamatkan anda dari segala kepedihan & derita di dalam hidup ini. Ingatlah, Pertolongan Allah hadir menyelesaikan masalah hidup anda dengan cara yang tidak pernah anda duga dan tidak pernah anda sangka sebelumnya. Mari kita berdoa, memohon kepada Allah.

'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami, bila kami lalai atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami dengan beban yang berat sebagaimana beban orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sangggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang ingkar.' (QS. al-Baqarah : 286).

          Sumber ; agussyafii.blogspot.com
 
SETIAP ORANG PASTI MEMPUNYAI 
COBAAN HIDUPNYA SENDIRI

Tulisan ini lebih bermaksud sharing kepada pembaca sekalian. Atau tepatnya berbagi pengalaman bagi mereka-mereka yg sedang mengalami kesusahan / cobaan.
Yakinlah, bahwa setiap makhluk hidup diciptakan sepaket dengan masalahnya (kecuali malaikat, makhluk paling taat tanpa bantahan sedikitpun). Entah itu manusia, tumbuhan, hewan, jin, bahkan syaitan, mereka pasti hidup dengan masalahnya sendiri-sendiri.
@. Baik kecil maupun besar. 
 @. Baik ringan maupun berat.
 @. Dari mulai persoalan pribadi, 
 @. Persoalan rumah tangga, 
 @. Persoalan hubungan keluarga, 
 @. Keadaan sakit, 
 @. Kondisi pekerjaan, 
 @. Kondisi status sosial,
 @. Kemiskinan,
 @. Kebodohan,
@. Hati membatu, tidak mau bersyukur, tidak mau sholat, tidak mau menutup aurat,
@. Sulit sedekah, 
@. Belum diberi jodoh,
@. Belum dikaruniai anak,
@. Putus cinta,
@. Punya anak yang tidak berbakti kepada orangtua, susah sholat, susah ngaji,
@. Punya anak yang suka pakaian mini, pergaulannya bebas,
@. Punya anak yang pakai narkoba,
@. Usaha yang jatuh bangun dan sering bangkrut, 
@. Banyak hutang, 
@. Sulit berhasil,
@. Dan masih banyak hal lain yg tidak mungkin disebutkan satu per satu. Jika selama ini kalian hanya bisa mentertawai atau menghina orang.. mengapa kalian tidak mencoba untuk berkaca dan melihat seperti apa diri kalian sebenarnya..??? Tak ada satu manusia pun yang bisa sempurna..

MAKA DARIPADA ITU :
Karena setiap manusia pasti diberikan cobaan hidupnya masing-masing, maka :@. Janganlah saling menghina orang lain,@. Jangan saling mengejek orang lain.
Daripada kalian sibuk menghina & mengejek orang lain, maka akan lebih baik bila kalian saling tolong-menolong, saling membantu, saling meringankan beban saudaramu.
Atau bila kalian memang tidak bisa membantu, daripada kalian menyakiti perasaannya maka lebih baik kalian diam. Itu akan lebih baik.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda : "Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya" (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba'in An Nawawi hadits ke 36).
Subhanallah! Suatu hadits yang sangat berharga sekali. Kita perlu camkan baik – baik hadits tersebut. Ingat baik – baik bahwa Allah akan senantiasa menolong kita selama kita suka menolong saudara kita. Tolonglah saudara kita, sehingga Allah pun berkenan menolong urusan kita. 
Telah datang riwayat dari Jabir bin 'Abdillah dan Abu Thalhah radhiyallahu 'anhuma, mereka berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
وما من امرئ ينصر مسلما في موضع ينتـقص فيه من عرضه وينتهـك فيه من حرمته إلا نصره الله في موطن يحب نصرته
"Barang siapa yang tidak membela saudaranya sesama muslim pada saat kehormatan dan harga dirinya dilecehkan, maka Allah pasti tidak akan membelanya pada saat pertolongan Allah sangat diharapkan" (Hadits hasan, riwayat Abu Dawud dalam Sunan-nya (IV/271) dan Ahmad dalam Musnad-nya (IV/30). Lihat juga Shahih Jami'ush Shaghir (V/160)).
Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam" (HR. Bukhari dan Muslim).
Disebutkan dalam hadits Abi Hurairah secara marfu' : "Kebanyakan yang menyebabkan manusia itu masuk neraka adalah dua lubang : mulut dan kemaluan" (Diriwayatkan Ahmad, Ibnu Majah dan At-Turmidzi).
MANUSIA ITU BERTINGAT-TINGKAT.
@. Manusia itu juga bertingkat-tingkat dalam masalah rezeki. Ada yang diberi rezeki yang melimpah. Ada pula yang diberi rezeki pas-pasan.
@. Manusia juga bertingkat-tingkat dalam akhlak. Ada yang memiliki akhlak luhur dan mulia, ada pula yang tidak demikian.
@. Manusia juga bertingkat-tingkat dalam masalah bentuk fisik. Ada yang fisiknya sempurna, ada juga yang tidak.
@. Manusia juga bertingkat-tingkat dalam masalah status sosial. Ada yang status sosialnya tinggi, ada pula yang biasa-biasa saja.
Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim" (QS. Al Hujurat : 11).
Terkait dengan ayat ada dua catatan kaki yang ada dalam terjemah DEPAG RI yaitu :
1. Jangan mencela dirimu sendiri, maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karena orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
2. Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti hai fasik, hai kafir dan sebagainya.
Ahmad ash Shawi al Maliki mengatakan : "Makna ayat adalah janganlah seorang itu mengolok-olok yang lain karena boleh jadi pihak yang diolok-olok itu lebih agung dan mulia dibandingkan pihak yang mengolok-olok".
Ringkasnya tidaklah pantas muslim mengolok-olok saudaranya seagama bahkan semua makhluk ciptaan Allah. Boleh jadi yang diolok-olok itu lebih hatinya lebih ikhlas dan lebih bertakwa dibandingkan yang mengolok-olok. 
Abdullah bin Mas’ud mengatakan : "Bencana itu terjadi gara-gara ucapan lisan. Andai aku mengolok-olok seekor anjing tentu aku khawatir kalau aku diubah menjadi seekor anjing" (Hasyiyah Ash Showi'ala Tasir Al Jalalain 4/143, terbitan Dar Al Fikr).

Syeikh Abdurrahman as Sa’di mengatakan : "Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang sebagian hak seorang mukmin dengan mukmin yang lain. Yaitu janganlah sekelompok orang mengejek sekelompok yang lain baik dengan kata-kata ataupun perbuatan yang mengandung makna merendahkan saudara sesama muslim. Perbuatan ini terlarang dan hukumnya haram". 
Perbuatan ini menunjukkan bahwa orang yang mengejek itu merasa kagum dengan dirinya sendiri. Padahal boleh jadi pihak yang diejek itu malah lebih baik dari pada pihak yang mengejek. 
Bahkan inilah realita yang sering terjadi. Mengejek hanyalah dilakukan oleh orang yang hatinya penuh dengan akhlak yang tercela dan hina serta kosong dari akhlak mulia. 
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Cukuplah seorang itu dinilai jahat jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim" (HR Muslim dari Abu Hurairah) [Tafsir al Karim al Rahman fi Tafsir Kalam al Mannan hal 953, terbitan Dar Ibnul Jauzi].
Syeikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : "Jika telah diketahui bahwa manusia itu bertingkat-tingkat. Di antaranya manusia itu bertingkat-tingkat dalam masalah ilmu. Sebagian orang itu lebih berilmu daripada yang lain dalam ilmu-ilmu agama atau ilmu-ilmu alat yang sangat membantu untuk mengusai ilmu agama semisal ilmu-ilmu tentang bahasa Arab sebagaimana nahwu, balaghah dan yang lainnya".
Allah memanggil kita dengan nama iman agar sebagian dari kita tidak mengejek sebagian yang lain. Yang melebihkan sebagian orang atas yang lainnya adalah Allah. Sehingga konsekuensi dari mengejek orang yang lebih rendah adalah mengejek takdir Allah.
Mengapa kita mengejek orang yang lebih rendah dibandingkan kita dalam masalah ilmu agama, harta, akhlak, kondisi fisik, status sosial dan nasab?. 
Bukankah di samping Allahlah yang memberikan anugrah kepada kita, Dia juga yang menakdirkannya untuk berada di bawah kita, dalam pandangan kita, dalam banyak hal?.
MENGAPA ALLOH MELARANG KITA MENGEJEK ORANG LAIN ?
Jawabannya adalah betapa banyak orang yang pada saat ini mengejek orang lain, dalam lain kesempatan menjadi bahan ejekan. Betapa banyak orang yang saat ini pada posisi 'berada', esok hari berada pada posisi orang papa. Ini adalah suatu hal yang bisa kita saksikan dalam realita.
عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الأَسْقَعِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ تُظْهِرِ الشَّمَاتَةَ لأَخِيكَ فَيَرْحَمُهُ اللَّهُ وَيَبْتَلِيكَ ».
Dari Watsilah bin al Asqa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Janganlah engkau menampakkan rasa gembira saat saudaramu sesama muslim menderita kesusahan. Hal itu menjadi sebab Allah menyayanginya dan menimpakan cobaan pada dirimu" (HR. Tirmidzi No 2506. Hadits ini dinilai hasan gharib oleh Tirmidzi namun dinilai lemah oleh al Albani).
Dari shahabat Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, bahwa beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانَهِ وَلَمْ يَفْضِ الإِيْمَانُ إِلَى قَلْبِهِ لاَ تُؤْذُوا المُسْلِمِيْنَ وَلاَ تُعَيِّرُوا وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَّبَعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبَعِ اللهُ يَفْضَحْهُ لَهُ وَلَو في جَوْفِ رَحْلِهِ
"Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barangsiapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya" (HR. At Tirmidzi dan lainnya).
Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam" (HR. Bukhari dan Muslim).
Disebutkan dalam hadits Abi Hurairah secara marfu' : "Kebanyakan yang menyebabkan manusia itu masuk neraka adalah dua lubang : mulut dan kemaluan" (Diriwayatkan Ahmad, Ibnu Majah dan At-Tirmidzy).
Apakah kamu menduga akan dapat masuk surga padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya (yang dialami) oleh orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncang aneka cobaan sehingga berkata Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya. "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" ingatlah pertolongan Allah amat dekat (QS. Al-Baqarah 2 : 214).
"Dan sungguh pasti kami akan memberi cobaan kepada kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar" (QS. Al-Baqarah 2 : 155).
"Dan kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?, dan adalah Tuhanmu maha Melihat" (QS. Al-Furqaan : 20).
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan" (QS. Al-Anbiyaa' : 35).
"Barang siapa ditimpa suatu bencana / musibah di dalam hartanya atau badannya, maka dia menyembunyikannya dan tidak berkeluh kesah kepada orang lain, maka Allah akan mengampuninya" (Dalam kitab Jami As-Shaghir).
"Orang-orang munafik mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela juga orang-orang yang tidak memiliki sesuatu untuk disumbangkan (kecuali sedikit) sebesar kemampuan mereka. Orang-orang munafik menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka, dan bayi mereka siksa yang pedih" (QS. Al-Taubah 9 : 79).
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : "Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling mencurangi, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi dan janganlah sebagian kalian menjual atas penjualan sebagian yang lainnya. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara! Seorang muslim adalah bersaudara, janganlah mendhaliminya, merendahkannya dan janganlah mengejeknya! Takwa ada di sini -beliau menunjuk ke dadanya tiga kali-. Cukup dikatakan jelek seorang muslim, jika ia menghinakan saudaranya muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, harta dan kehormatannya" (HR. Muslim).
HAKIKAT DARI COBAAN / UJIAN ADALAH :
"Setiap yang bernyawa akan merasakan MATI. Kami akan mengUJI kamu dengan keBURUKan dan keBAIKan sebagai COBAAN. Dan kamu akan dikembalikannya hanya kepada kami" (QS. Al-Anbiya 21 : 35).
"Makna ayat ini yaitu : Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana DAN terkadang dengan kesenangan, agar KAMI melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang beputus asa" (Tafsir Ibnu Katsir, 5/342, Cet Daru Thayyibah).
Kemudahan dan kelapangan hidup-pun hakekatnya adalah suatu ujian. Ujian kesusahan biasanya memudahkan kita kembali kepada Allah. Sebaliknya, ujian kemudahan dan kelapangan tidak jarang malah menjauhkan kita dari Allah..
Berhati-hatilah saat kita diberi nikmat, kelapangan atau kemudahan, tapi semua itu tidak membuat kita semakin dekat dengan Allah. Boleh jadi nikmat tersebut adalah istidjraj, dimana Allah menghinakan kita dengan segala nikmat-Nya..
"Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu" (QS. Al-Baqarah 2 : 45).

Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan Segala Kemuliaan. Curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam. Amiin.

Wallahu'alam bishshawab
Wabilahi Taufik Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

sumber ; pernikahan islami